Saturday, March 7, 2020

A. Pengertian Sejarah

Begitu mendengar kata sejarah, kita teringat kepada peristiwa - peristiwa dan kisah - kisah yang terjadi pada masa lampau. Apa sebenarnya sejarah itu? Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarotun yang berarti pohon. Kata ini kemudian berkembang artinya menjadi akar, keturunan, asal - usul, riwayat, dan silsilah. Apabila kita melihat gambar silsilah keluarga raja - raja pada masa lalu akan tampak menyerupai pohon, sedangkan silsilah keluarga raja itu dituliskan terbalik dari batang pohon, kemudian ke cabang dan ranting - rantingnya. Kata sejarah diserap ke dalam bahasa Melayu pada abad ke - 13. Namun, di dalam bahasa Arab sendiri ilmu yang mempelajari kisah - kisah pada masa lalu disebut tarikh.

Dalam bahasa Inggris, kata sejarah dikenal dengan sebutan history, yang artinya masa lampau umat manusia. Kata history, berasal dari bahasa Yunani istoria yang berarti ilmu. Dalam perkembangannya kata istoria diperuntukkan bagi pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis. Dalam bahasa Jerman, Kata sejarah disebut dengan geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi.

Para ahli sejarah memberikan pengertian atau definisi yang berbeda - beda tentang sejarah, walaupun pada hakikatnya hampir sama. Beberapa pengertian sejarah dari ahli -ahli sejarah antara lain sebagai berikut :
  1. Herodotus (484 - 425 SM) mendapat julukan The Father of History atau Bapak Ilmu Sejarah. Herodotus berpendapat bahwa sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
  2. Aristoteles berpendapat bahwa sejarah merupakan satu sistem yang meniliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Aristoteles (384 - 322 SM) adalah seorang tokoh cendikiawan Yunani, murid Plato dan Socrates. Ia juga merupakan guru dan penasihat Iskandar Agung (Alexander the Great).
  3. Ibnu Khaldun (1332 - 1406) dalam bukunya berjudul Mukadimah, mendefinisikan sejarah bagi "catatan tentang umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan - perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu".
  4. Moh. Yamin memberikan pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
  5. Collingwood berpendapat bahwa sejarah ialah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau.
  6. E.H. Carr dalam bukunya berjudul What is History, berpendapat bahwa sejarah adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta - fakta yang dimilikinya.
  7. Robert V. Daniel mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian sejarah yaitu memori atau kenangan dari pengalaman hidup umat manusia (History is the memory of human experience).
  8. J.S. Poerwadarminta dalam bukunya berjudul "Kamus Umum Bahasa Indonesia", menuliskan tiga pengertian sejarah, yaitu:  a) Kesusasteraan lama, silsilah, asal - usul. b) Kejadian dan peristiwa yang benar - benar terjadi pada masa yang lampau. c) Ilmu pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar - benar terjadi pada masa lampau, riwayat.
  9. R. Moh. Ali dalam bukunya berjudul "Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia" menegaskan bahwa kata sejarah mengandung pengertian, yaitu: a) Sejumlah perubahan - perubahan, kejadian - kejadian dan peristiwa - peristiwa dalam kenyataan sekitar kita. b) Cerita tentang perubahan - perubahan, kejadian - kejadian dan peristiwa - peristiwa yang merupakan realitas tersebut. c) Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan - perubahan, kejadian - kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sejarah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum pengertian sejarah adalah sebagai berikut:
  1. Peristiwa - peristiwa yang benar - benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
  2. Cerita atau kisah atau catatan tentang peristiwa - peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan - peninggalan atau sumber - sumber sejarah.
  3. Ilmu yang mempelajari peristiwa - peristiwa yang benar - benar terjadi pada masa lampau.
Semoga bermanfaat.

B. Manusia Hidup dalam Ruang dan Waktu


Sejarah tidak terlepas dari manusia sebagai objeknya. Manusia dan sejarah memiliki keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, keberadaan manusia sebagai makhluk hidup patut dipertanyakan. Sebaliknya sejarah pun menjadi hampa tanpa manusia. Ada tiga unsur dalam kajian sejarah, yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiga unsur tersebut saling terkait dan berinteraksi secara kronologis dan bekesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk peristiwa bersejarah.

1. Manusia

Unsur manusia berperan penting di dalam peristiwa sejarah. Ibarat sebuah pertunjukkan drama, maka manusia merupakan aktor utama yang sangat menentukan suatu peristiwa sejarah. Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah kita mempelajari sejarah manusia, bukan sejarah alam atau hewan. Sejarah tidak membahas sejarah tumbuhan dan hewan, karena keduanya sudah masuk ke dalam kajian biologi dan zoologi. Akan tetapi, apabila keberadaan alam dan tumbuhan tersebut berpengaruh terhadap kehidupan manusia, maka alam dan hewan akan masuk menjadi kajian sejarah dalam rangka mendapatkan pemahaman yang utuh.
Menurut filosof Plato (427-347 SM), manusia adalah "hewan berpikir" (animal rational). Oleh karenanya, sejarah merupakan gambaran tentang cara manusia mempertahankan kehidupannya dengan menggunakan akal pikirannya. Manusia sebagai aktor sejarah yang memiliki kemampuan berpikir merupakan cikal-bakal munculnya ide-ide kreatif. Ide-ide kreatif muncul dalam proses dialog interaktif manusia dengan realitas yang ia hadapi. Dari sinilah akar kebudayaan manusia. Sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia yang terus menerus berproses dan berinteraksi dengan ruang dan waktu tertentu.

2. Ruang

Coba perhatikan keadaan ruang yang ada di rumahmu. Apabila kita tengah berada di sebuah ruang rumah, maka ruang tersebut tidak hanya terdiri dari lantai saja yang memiliki ruas panjang dan lebar (dua dimensi), melainkan ada bagian-bagian lainnya. Sebut saja pada ruang itu ada dinding, ada plafon (langit-langit) dan juga ada isinya, baik berupa udara di dalam ruangan, maupun benda-benda yang ada di ruangan tersebut, seperti lemari, kursi dan sebagainya.
Selanjutnya, coba sejenak bayangkan ketika kita berada dalam ruang tersebut salah satu contoh ruang keluarga. Kita ada di dalam ruang keluarga. Ruang keluarga di dalam rumah. Rumah di dalam kota. Kota di dalam pulau. Pulau di dalam negara. Negara di dalam bumi. Bumi di dalam tata surya. Tata surya di dalam galaksi, dan semakin besar ruang itu hingga otak manusia tidak sanggup untuk menjangkau ruang yang maha besar itu. Oleh karena ruang itu ternyata berkaitan dengan suatu tempat yang berdimensi. Jadi apakah ruang itu?
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan ruang adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang ( di bawah kolong rumah); juga diartikan sebagai rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang; atau juga rongga yang tidak terbatas, tempat segala yang ada. Dalam sejarah atau tempat merupakan unsur penting yang harus ada. Bila diibaratkan sebuah pertunjukkan, maka ruang merupakan panggung ketika peristiwa sejarah berlangsung. Ruang atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur geografis. Akan tetapi, ruang atau tempat tersebut bukanlah ruang yang steril. Setiap komunitas yang mendiami kawasan tertentu, seperti suku bangsa ataupun bangsa memiliki pola pikir, dan sistem budaya yang mereka miliki dari pendahulunya. Dengan demikian kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada suatu ruang atau tempat tertentu. Hal inilah di antaranya yang menyebabkan setiap kejadian sejarah itu bersifat unik.
Ketika terjadi perlawanan terhadap penjajahan Belanda misalnya, maka harus ditegaskan kapan dan dimana penjajahan tersebut berlangsung. Perlawanan Diponegoro (1825-1830) dan Perang Padri terjadi pada waktu yang beriringan dan keduanya sama-sama  menentang penjajahan Belanda. Akan tetapi keduanya terjadi pada ruang dan tempat yang berbeda, sehingga keduanya mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda serta memiliki keunikan tersendiri.

3. Waktu

Di setiap rumah biasanya terpasang jam dan kalender. Jam merupakan alat untuk mengukur waktu yang lamanya sehari semalam, sedangkan kalender berisi daftar hari dan bulan dalam setahun. Kedua benda itu berkaitan dengan waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya memang hidup dalam waktu dan tidak dapat melepaskan diri dari waktu. Manusia dan makhluk hidup lainnya itu hidup di masa lalu, masa kini, dan di masa depan. Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus. Perjalanan waktu bagai sebuah garis lurus itu menciptakan urutan kejadian atau peristiwa, sebuah garis waktu yang berurut sejak zaman dahulu, zaman sekarang, dan zaman yang akan datang. Dari sejak zaman praaksara, zaman kerajaan-kerajaan, zaman penjajahan, zaman kemerdekaan dan seterusnya.
Dalam sejarah unsur waktu merupakan unsur penting, karena mempelajari sejarah bukanlah mempelajari sesuatu yang berhenti melainkan mempelajari sesuatu yang terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada pada kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang kurun waktu sebelumnya. Begitu pula setiap peristiwa berpengaruh terhadap kurun waktu berikutnya. Setiap halnya unsur ruang atau tempat, maka unsur waktu juga memberikan konteks atau setting tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah menempati unsur ruang dan waktu yang terus bergerak ke depan secara dinamis. Oleh karenanya, konteks sejarah pun terus bergerak, mengalir dan berubah secara kronologis. Setiap zaman juga memiliki sistem budaya, sistem sosial dan semangat zaman (zeitgeist) yang berbeda-beda. Unsur waktu ini juga menjadikan setiap peristiwa sejarah itu unik dari waktu ke waktu. Karena setiap peristiwa sejarah hanya sekali terjadi (einmaligh). Walaupun bisa ditemukan peristiwa sejarah yang hampir sama, namun konteks ruang dan waktunya selalu berbeda.